Senin, 28 November 2011

flu burung

FLU BURUNG

Avian Influenza (Al) atau flu burung (bird flu) atau sampar unggas (fowl plague) pertama kali ditemukan menyerang di Italia sekitar 100 tahun yang lalu. Pada mulanya penyakit ini hanya menyerang unggas mulai dari ayam, merpati, sampai burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir menyebutkan serangan pada babi dan manusia.
Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun 1997 dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal. Di Indonesia, penyakit ini awalnya diduga sebagai penyakit Tetelo atau VVND (velogenic viscerotropic Newcastle disease) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelumnya.
Penyakit ini merupakan penyakit baru (new emerging disease) yang banyak menarik perhatian berbagai pihak baru (new emerging disease) yang banyak menarik perhatian bebagai pihak karena penularannya yang sangat cepat dengan angka kematian yang tinggi. Avia flu juga melibatkan sector peternakan, khusunya unggas, yang mempunyai dampak besar terhadap ketersediaan daging (gizi) di masyarakat, dan sector ekonomi  peternaknya.

EPIDEMIOLOGI
Sampai bulan juni 2007 sebanyak 313 orang diseluruh dunia telah terjangkit virus AI dengan 191 diantaranya meninggal dunia ( CFR = 61 % ). Kausu penyakit ini meningkat cepat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 tercatat terdapat  4 kasus, kemudian berkembang menjadi 46 kasus (2004), 97 kasus pada 2005, 116 kasus pada 2006 dan pada tahun 2007 per tanggal 15 juni sudah dilaporkan terjadi 50 kasus dengan angka kematian 66%. Negar yang terjangkit sebagian besar adalah negara-negara di Asia tetapi saat ini sudah menyebar ke irak dan turki.
Kasus AI di Indonesia bermula dari ditemukannya kasus pada unggas di pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Agustus 2003. Sampai tahun 2006, penyakit ini sudah menyerang unggas di 29 propinsi yang mencakup 291 kabupaten / kota.  Daerah-daerah yang memiliki populasi unggas yang padat dan diikuiti populasi penduduk yang padatlah yang akan mengalami banyak kasus pada manusia.

Di Indonesia, sejak juli 2005 sampai dengan pertengahan juni 2007 tercatat terdapat 100 kasus dengan 80 kematian (CFR = 80 %). Sebagian besar kasus berasal dari jawa dan  sumatera . Propinsi terbanyak yang terjangkit  penyakit ini adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Penyakit ini sudah berjangkit di 11 propinsi dan 37 kabupaten / kota.

ETIOLOGI
Penyebab flu burung adalah virus AI dari family Orthomyxoviridae. Virus straim A ini dibedakan menurut tipe hemaglutinin (H)  dan neuraminidase (N) nya, sehingga virus ini dapat dikalsifikasinya menurut subtipenya seperti H1N1, H2N1, .. dst. Subtipe H5 dan H7 diperkirakan merupakan penyebab wabah dengan tingkat kematian yang tinggi ( patogenik). Sampai saat ini sudah teridentifikasi 15 tipe virus.
Sub tipe H5N1 dapat bermutasi secara genetic dengan subtype lainnya sehingga dapat menualr ke manusia atau  hewan lain seperti burung. Galur H5N1 bertnaggung jawab atas terjadinya wabah flu di Hongkong pada tahun 1997 dan merupakan penyebab kematian manusia (zoonosis) di Vietnam pada bulan januarai 2004.
Virus ini juga diidentifikasikan berdasarkan strain nya, yaitu terdapat strain A, B,C. WHO melaporkan bahwa virus AI strain A bertanggung jawab atas terjadinya wabah flu burng saat ini.

PENULARAN
Meskipun resevoar alami virus AI adalah unggas liar yang sering bermigrasi ( Bebek liar), tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit ini. Menurut WHO, kontak hewan tersebut dengan  unggas ternak menyebabkan  epidemic flu burung di kalangan unggas. Penularan penyakit terjadi memlaui udara dan ekskret (kotoran, urine dan ingus) unggas yang terinfeksi.
Virus AI  dapat hidup selama 15 hari dim luar jaringan hidup. Virus pada unggas akan mati oada pemanasan 800 C selama 1 menit, dan virus pada telur akan mati pada suhu 640 C. Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian desinfektan.
Secara genetic, virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk menginfeksi spesies sasarannya. Virus ini tidak memilki sifat proof reading, yaitu kemampuan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat replikasi. Ketidakstabilan sifat genetic virus inilah yang mengakibatkan terjadinya strain / jenis/ mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut virulensi virus Al dapat berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya (HPAI, high pathogenic avian influenza).
Karakteristik lain dari virus ini adalah kemampuannya untuk bertukar , bercampur, dan bergabung dengan virus influenzastrain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang bisa berbahaya bagi manusia. Mekanisme ini juga menyebabkan kesulitan dalam membuat vaksin untuk program penanggulangan.
Mekanisme penularan flu burung pada manusia melalui beberapa cara :
1.      Virus       unggas liar     unggas domestic       manusia
2.      Virus       unggas liar     unggas domestic        babi       manusia
3.      Virus       unggas liar      unggas domestic       ( babi)        manusia          manusia
Sampai bulan maret 2006, penularan dari manusia ke manusia lain (human to human transmission) masih sangat jarang. Meskipun demikian, para ahli mengkhawatirkan adanya kasus-kasus klaster keluarga karena merupakan indicator penularan antarmanusia. Munculnya kasus-kasus klaster dalam skala kecil dan simultan yang diikuti klaster-klaster skala besar merupakan munculnya pandemic.
Epidemi pada manusia dibagi dalam 6 tahap :
1.      Interpandemi
Tahap 1 : infeksi pada hewan tetapi berisiko rendah pada manusia
Tahap 2 : infeksi pada hewan tetapi berisiko tinggi pada manusia
2.      Waspada pandemi
Tahap 3 : penularan dari manusia ke manusia belum ada atau belum efektif
Tahap 4 : terbukti terdapat penularan antarmanusia (klester0klester kecil dan terbatas)
Tahap 5 : penularan antarmanusia meningkat secara signifikan  (klester besar)
3.      Pandemi
Tahap 6A : pandemic local
Tahap 6B : pandemic yang luas
Tahap 6C : Pandemi menurun (subsided pandemic)
Tahap 6D : gelombang pandemic selanjutnya (next wave pandemic)
Kewaspadaan perlu ditingkatkan saat para ahli berasumsi bahwa epidemic akan terjadi bila dalam waktu 3 bulan sudah terjadi penyebaran kasus dalam radius 3km yang dapat mengakibatkan 1773 kematian perhari.

Gejala flu burung

A.    Gejala pada UNGGAS:
Þ    Jengger berwarna biru
Þ    Borok di kaki
Þ    Kematian mendadak
Þ    Perdarahan di bawah kulit
Þ    Jengger, pial, perut yang tidak di tumbuhi bulu dan berwarna keunguan
Þ    Kadang-kadang ada cairan dari mata dan hidung

B.     Gejala pada MANUSIA
Þ    Infeksi mata
Þ    Nyeri otot
Þ    Masa inkubasi pada unggas 1 minggu dan pada manusia 1-3 hari
Þ    Pneumonia
Þ    Batuk dan nyeri tenggorokan
Þ    Radang saluran pernafasan atas
Þ    Demam (suhu badan di atas 38oC

Diagnosis
Diagnosia AI adalah :
1.      Kasus tersangka (possible cases)
·         Demam > 380 C, batuk, nyeri tenggorokan
·         Dan salah satu criteria berikut  :
o   Pernah kontak dengan penderita AI
o   Kurang dari satu minggu terakhir pasien pernah mengunjungi di daerah HPAI
o   Bekerja di laboratorium dan kontak dengan sampel dari tersangka AI
2.      Kasus “mungkin” (probable cases)
·         Possible cases, atau
·         Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus AI dengan antibody monoclonal H5 atau
·         Tidak terbukti adanya penyebab lain
3.      Kasus pasti (confirmed cases)
·         Hasil kulturvirus H5N1, atau
·         Pemeriksaan PCR influenza H5+, atau
·         Peningkatan titer antibody spesifik H5 sebesar 4 kali
Pemeriksaan laboratorium :
·         Mengisolasi virus ( usap tenggorok, tonsil, faring)
·         Tes serologi
·         Merujuk ke laboratorium LITBANGKES
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pengujian agar gell precipitation (AGP). Penentuan subtype virus dilakukan dengan peengujian Haemaglutination inhibition (HI).

PENGOBATAN
·         Suportif : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
·         Simtomatik : analgesic, antitusif, mukolitik.
·         Profilaksis : antibiotik
·         Pengobatan anti virus dengan olsetamivir  75 mg ( tamiflu). Dosis profilaksis adalah 1 x 75 mg selama 7 hari yang diberikan pada semua kasus suspect. Dosis terapi adalah 2x75 mg selama 5 hari yang diberikan pada semua kasus suspect yang dirawat. Dosis anak tergantung dari berat badannya.
Penggunaan Antivirus sangat membantu, terutama pada 48 jam pertama, karena virus akan menghilang sekitar 7 hari setelah masuk ke dalam tubuh.

PENCEGAHAN
a. Pada Unggas:
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat

b. Pada Manusia :
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu
burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
2. Masyarakat umum
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat
cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit
dan pada telur sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.








Widoyono.2008.penyakit tropis.jakarta:erlangga